Terlihat Baik-Baik Saja

by - September 21, 2020

  Photo by Ceyda Çiftci On Unsplash

                                                                                         

               

Akhir-akhir ini beberapa teman datang menghubungiku untuk menumpahkan kekesalan dan kegalauan atas drama-drama dibabak baru kehidupan — usia dua puluhan. Bukannya aku gak sibuk, hanya saja saat ini aku memiliki waktu luang yang sedikit lebih banyak dari mereka.

Aku selalu senang saat mereka datang bertukar cerita atau bahkan hanya sekadar bertukar kabar. Aku selalu siap pasang telinga mendengar setiap kisah yang mereka bagikan. Hingga akhirnya aku mendapat pelajaran bahwa kadang dibalik kehidupan mereka "yang kita anggap senang" sebenarnya banyak hal yang mereka keluhkan. Hanya saja mereka enggan membagikan, semampunya mereka tutupi di belakang layar.

Topik yang kita keluhkan diusia sekarang ternyata cukup melelahkan. Masalah kerjaan dan anak turunannya yang bikin geleng-geleng kepala. Dengerin drama-drama di tempat kerja yang membuka mata tentang realita. Mulai melatih mental supaya kebal terhadap beberapa omongan tetangga  Barangkali begitulah gambaran garis besar yang sering kami perbincangkan diwaktu luang (dijauh-jauh hari sebelum deadline datang). 

Beberapa dari mereka bilang, "perasaan aku terus yang curhat, nanti giliran kamu yang curhat deh. Eh kamu mah gak ada masalah kali yaa.."

Mereka berasumsi, aku yang selow dan terlihat kalem ini tampaknya tak memiliki permasalahan. Lebih tepatnya sejauh ini  "terlihat baik-baik saja."

Terlihat baik-baik saja. Bukan berarti aku tak memiliki masalah dalam hidup. Terkadang dalam beberapa keadaan, akupun ingin menumpahkan kegelisahan yang aku rasakan. Namun lagi dan lagi, banyak hal yang harus aku pertimbangkan. Aku harus memilah dulu mana topik yang pantas aku bagikan atau mana yang sebaiknya aku simpan. Selain itu, aku pribadi lebih nyaman curhat secara tatap muka sebab topik yang dibahas akan mengalir secara deras dan juga tentunya terasa melegakan.

Perihal aku yang terlihat seolah baik-baik saja, dibaliknya aku insomnia. Menulis disetiap jam-jam yang penuh overthinking. Mengumpulkan begitu banyak amunisi yaitu cokelat.

Perihal aku yang terlihat seolah baik-baik saja, mungkin kelihatannya aku sedang berpura-pura. Lagipula hidup adalah panggung sandiwara, yang terlihat bahagia mungkin saja didalamnya ia sedang membalut luka.

You May Also Like

0 komentar